MENGOLAH SAMPAH DAPUR MENJADI KOMPOS



smp11
Pasti deh alasan utamanya jijay alias jijik jika seseorang diminta mengolah sampah dapurnya menjadi kompos. Padahal sampah ini akan mengganggu estetika dan menimbulkan penyakit jika tidak diolah langsung pada sumbernya. Mungkin perlu tips supaya kita riang gembira mengolahnya, buat kegiatan ini menjadi nilai tambah buat kamu dan meningkatkan prestige karena sudah berkontribusi kepada lingkungan. Nih, caranya:
  1. Biasakan untuk senantiasa menempatkan wadah penirisan makanan sisa dekat dengan bak cuci piring
  2. Selain mempermudah membuang makanan sisa dan hasil olahan sayur mayur, juga mempermudah proses mencuci sampah makanan sisa yang berlemak/bersantan/basi/dll karena tersiram    smp2air cucian piring
  3. Buang semua makanan sisa pada wadah itu, dan biarkan tersiram air cucian piringsmp3
  4. smp4Jika aktifitas cuci piringnya sudah selesai, tiriskan sampah sisa itu
  5. smp5Beri aktifator berupa MOL atau EM
  6. Masukkan kedalam komposter yang tertutupsmp6
  7. Eng..eng..ing..lenyaplah deh sampahnya..biarkan bakteri sahabat kita yang bekerja untuk kita melahap semua sampah itu
  8. Cuci kembali wadahnya dan letakkan tidak jauh dari bak cuci piring smp7smp8
  9. Pilih wadah penirisan yang cantik, eye catching, mudah dibersihkan kalau perlu yang bermerk..supaya aktifitas mengumpulkan sampah sisa dapur ini menyenangkan
Coba deh, mudah, murah dan manfaat. Semoga membantu.
Lestarikan alam ini, jaga kebersihannya dan jadikan gaya hidup bagi orang terpelajar dan modern.(sumber.bandarsampah.blogdetik.com)

PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MASYARAKAT

 
 
 
 
 

 Pelatihan Pengolahan Sampah

 
 
 

 

 Sosialisasi Pengolahan Sampah

Sejak Usia Dini


 
 
 

 Antusiasme Anak Mengikuti 

Pelatihan Pengolahan Sampah


(sumber.solusisampah.com)

SILABUS PELATIHAN MITTRAN JATIMURNI

SILABUS
PROGRAM PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH

I.    PENDAHULUAN
Program pelatihan pengolahan sampah disusun berdasarkan konsep “integrated process”, dari tahap pengumpulan sampah, pengolahan sampai pada pemanfaatan hasil olahan. Konsep ini utamanya ditujukan untuk aktivitas pengelolaan sampah komunitas dan tidak bersifat individual. Dalam hal ini, ketersediaan mesin pengolahan sampah hanya merupakan salah satu unsur dalam suatu sistem pengolahan sampah terpadu. Mayarakat selaku pengguna jasa kebersihan sebenarnya bersedia membayar sejumlah tertentu agar lingkungannya terbebas dari sampah. Dengan membayar biaya tersebut, masyarakat umumnya tidak ingin dilibatkan lebih jauh dalam menangani permasalahan sampah. Dengan memperhatikan hal tersebut,  aplikasi sistem ini dilakukan dengan pertimbangan ekonomis yang seimbang dengan kepentingan reservasi lingkungan, aspek sosial masyarakat, kepentingan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya. 


II.    MODUL-MODUL PELATIHAN

1.    Modul Sistem Manajemen dan Pengumpulan Sampah (Penyediaan Jasa Kebersihan)
 
Modul ini ditujukan untuk mengetahui dan memahami konsep dasar sistem mengolah sampah secara terpadu. Dengan demikian, diharapkan peserta pelatihan dapat memperoleh gambaran dan visi alternative pengelolaan sampah yang baik, berwawasan lingkungan serta berbasis ekonomi.
 
Cakupan pelatihan modul ini adalah :
-     Introduksi konsep system mengolah sampah terpadu secara menyeluruh, mencakup aspek collection, processing serta penanganan hasil processing.
-    Teknik negosiasi dan promosi dengan calon pengguna jasa pengelolaan kebersihan
-    Teknik mengantisipasi dan menjawab berbagai pertanyaan dari warga / komunitas calon pengguna jasa
-    Perjanjian dan komitmen antara pihak pengelola jasa dan warga / komunitas calon pengguna jasa
-    Membangun system pengelolaan sampah dengan membangun system pengolahan terlebih dahulu
-    Mendorong dan menggunakan potensi lokal untuk dilibatkan dalam usaha penyelenggaraan
      jasa pengelolaan sampah
-    Upaya memperoleh dukungan dari pihak Pemerintah Daerah, mulai dari tingkat terendah.

2.    Modul Pengolahan Kompos
Modul ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta pelatihan perihal penangana sampah pasca pengumpulan (collecting). Modul ini dirasa penting mengingat tahapan pengolahan merupakan tahap lanjutan dari tahap pengumpulan. Pengelolaan material hasil olahan sampah harus dilakukan dengan baik, terkonsep dan sistematis. Pengelolaan yang buruk akan menyebabkan timbulnya masalah baru, yaitu bagaimana menangani material yang menumpuk. Padahal, material tersebut dapat dijadikan bahan baku bagi tahapan proses selanjutnya.
Cakupan materi modul ini adalah :
-    Pengenalan perangkat pengolahan sampah yang terkumpul
-    Metode dan cara kerja penggunaan perangkat pengolah sampah
-    Cara mencacah untuk mendapatkan rasio C/N yang baik
-    Penanganan material sampah yang telah dicacah menuju pengolahan sampah lanjutan
-    System fermentasi yang dipergunakan
-    Cara mengatasi masalah bau material cacahan yang mungkin timbul
-    Cara memperoleh bahan baku kompos dari material hasil cacahan
-    Metode pencampuran bahan baku kompos dengan material-material lain yang diperlukan untuk
    memperoleh kompos yang baik
-    Metode penghitungan biaya produksi dan harga pokok produksi kompos
-    Metode penentuan harga jual pupuk kompos
-    Perkiraan tingkat permintaan pupuk kompos
-    Cara penciptaan / perluasan pasar, baik lokal maupun regional

3.    Modul Pengolahan Plastik
Salah satu komponen sampah yang menimbulkan masalah adalah plastik, mengingat sifatnya yang tidak mudah hancur. Sampah plastik, terutama dalam bentuk tas kresek, bekas pembungkus roti,gula dll secara nyata memang membuat lingkungan terkesan kotor. Namun demikian, adanya industri daur ulang plastik menunjukkan bahwa sebenarnya komponen sampah ini memiliki nilai ekonomis, asalkan dikelola dan diproses dengan cara dan metodologi yang efisien. Flow process penanganan sampah plastik harus dilakukan dengan pertimbangan ekonomis.


Content modul pelatihan ini adalah :
-    Pengenalan jenis-jenis sampah plastik
-    Metode pemilahan sampah plastik berdasarkan jenis
-    Metode pencucian dan perobekan sampah plastik secara efisien
-    Metode pengeringan dan packaging sampah plastik yang telah diproses
-    Pengenalan pasar dan pengguna sampah plastik yang telah diproses
-    Cara penghitungan biaya, harga pokok, penentuan harga jual
-    Cara bertransaksi yang lazim
-    Praktek lapangan

4.    Modul Pemanfaatan Biomass, Ethanol dan Implementasi City Farming
Modul ini ditujukan untuk memberikan pemahaman dan penegtahuan bagi peserta pelatihan mengenai berbagai produk dan kegiatan usaha turunan / derivative dari kegiatan usaha pengelolaan dan pengolahan sampah. Diberikan pula pengetahuan mengenai hands-on-experience realisasi usaha tersebut. Materi pelatihan dalam modul ini meliputi :
-    Metode pengolahan material hasil cacahan sampah menjadi biomass
-    Best practice pelaksanaan usaha biomass
-    Aplikasi biomass untuk kebutuhan rumah tangga
-    Metode pembuatan ethanol dari sampah
-    Aplikasi perdagangan ethanol sebagai energy
-    Pengenalan konsep pertanian perkotaan (city farming)
-    Membangun usaha pertanian perkotaan

III.    PAKET PELATIHAN
Keseluruhan kegiatan pelatihan akan diselenggarakan di TERMINAL AGRIBISNIS “MITTRAN”, desa Jatimurni, Bekasi. Kami memiliki tempat penginapan sederhana yang terpadu dengan kelas pelatihan, kegiatan pengolahan sampah, pembuatan kompos dan praktek city farming. Dengan konsep belajar dan berbagi pengalaman dalam suasana “kampoeng” namun dekat dengan dunia metropolitan, efektivitas pelatihan diharapkan akan dapat tercapai.


1.    Paket Mahir

Paket ini ditujukan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui konsep dasar pengolahan sampah secara terpadu, dengan penekanan utama pada aspek pengolahan sampah menjadi kompos dan penggunaannya. Paket ini sangat sesuai bagi pemerhati masalah sampah, hobbyist, guru / pengajar praktek di sekolah, penanggung jawab sampah di lingkungan, maupun personil pelaksana kebersihan.

Durasi pelatihan                       : 1 hari
Biaya Pelatihan                          : Rp. 500.000,- per orang
Jumlah peserta per batch       : 20 orang (maksimum)
Fasilitas                                     : Hands out pelatihan
                                                     Konsumsi 3 kali makan
                                                     Coffee Break dan snacks
                                                     Sertifikat

       
2.    Paket Profesional


Paket ini ditujukan bagi para pihak yang berencana / telah melakukan usaha pengelolaan sampah secara professional / komersil dengan skala yang cukup besar (misalnya wilayah atau skala kota).  Dalam hal ini materi yang akan disampaikan adalah keseluruhan modul pelatihan yang ada, ditambah dengan forum diskusi, sharing, narasumber dan field trip. Tambahan program city tour bagi peserta dari luar Jakarta dimungkinkan dengan tambahan biaya tertentu.

Paket ini sangat sesuai bagi pegawai instansi yang terkait dengan kebersihan dan lingkungan, professional instansi BUMN dan Swasta yang bertanggung jawab atas program PKBL dan CSR / CD, pemerhati lingkungan dan kebersihan serta pihak-pihak yang telah / akan memasuki bidang usaha pengelolaan sampah.

Durasi pelatihan                       : 3 hari 2 malam
Biaya Pelatihan                          : Rp. 1.500.000,- per orang
Jumlah peserta per batch        : 20 orang (maksimum)
Fasilitas                                      : Penginapan
                                                      Hands out pelatihan
                                                      Konsumsi
                                                      Coffee Break dan snacks
                                                      Sertifikat



3.    Paket Pelatihan Non Reguler
Kami dapat menyediakan paket pelatihan dengan materi yang disesuaikan (tailor made) dengan kebutuhan klien.
         
IV.    JADWAL  KEGIATAN PELATIHAN REGULER

Dengan berpatokan pada materi Paket Profesional, jadwal kegiatan pelatihan adalah sebagai berikut :

Hari Pertama :
08.00 – 10.00        Ucapan selamat datang dan perkenalan
10.00 – 12.00        Pengenalan lokasi dan keliling kampung
12.00 – 14.00        Makan siang dan istirahat
14.00 – 15.00        Coffee & Snacks, Diskusi luar ruang
15.00 – 18.00        Diskusi kelas
18.00 – 20.00        Shalat dan makan malam
20.00 – 22.00        Tanya jawab

Hari Kedua :
07.30 – 08.30        Makan pagi dan persiapan
08.30 – 10.00        Briefing pagi, teori pengkomposan, biomassa dan city farming
10.00 – 12.00        Melihat dan Praktek Pengkomposan
12.00 – 14.00        Makan siang dan istirahat
14.00 – 15.00        Coffee & Snacks, Diskusi Luar Ruang
15.00 – 18.00        Diskusi Kelas
18.00 – 20.00        Shalat dan makan malam
20.00 – 22.00        Tanya jawab usaha kompos

Hari Ketiga :
07.30 – 08.30        Makan pagi dan persiapan
08.30 – 10.00        Briefing pagi, teori usaha / pengelolaan sampah plastik
10.00 – 12.00        Melihat dan Praktek Pemrosesan sampah plastik
12.00 – 14.00        Makan siang dan istirahat
14.00 – 15.00        Coffee & Snacks, Diskusi Luar Ruang
15.00 – 18.00        Ramah tamah dan persiapan pulang
(sumber.solusisampah.com)

PRA COLLECTING

METODE PEMISAHAN  (Dengan Cara Dibeli)
Dalam pengolahan sampah ini  KONSEP 3R ( REDUCE, REUSE , RECYCLE) adalah meminimalkan laju sampah  yang dibuang,berupa memanfaatkan kembali barang-barang yang mempunyai nilai ekonomi. Plastik, kertas, botol plastic salah satu item yang dapat dimanfaatkan kembali.
Kami mempunyai metode yang dinamakan   warung 3R, dimana barang-barang yang masih mempunyuai nilai ekonomi tersebut dapat ditukarkan dengan barang consumer sehari-hari di warung yang ditunjuk.

Untuk warungnya sendiri adalah warung-warung yang sudah ada, diberikan modal tambahan untuk transaksi 3R., dan diberikan logo “waroeng 3R”. Kemudian setiap minggunya staff 3 R akan mengambil yang telah dikumpulkan oleh warung tadi dengan harga yang telah disepakati.

Manfaat yang dapat diperoleh bahwa masyarakat diberikan insentif dan pengharggaan dalam partisipasinya mengelola lin gkungan. Kemudian hal ini dapat dijadikan prospek usaha daur ulang dalam tingkatan yang lebih besar dan luas. Selain  dapat diterapkan di sector rumah tangga, program ini dapat diterapkan di sekolah, maupun kantor-kantor..
 

 TAHAP UTAMA

CRUHSER vs ALAMI
Tahap awal dalam pengolahan sampah organik adalah memecah-mecah sampah menjadi partikel kecil berukuran 0.5 cm s/d 1 cm. Tugas ini secara alami dilakukan oleh serangga (invertebrata) yang membutuhkan waktu sangat lama.

Dengan mekansasi ( cruhser), maka proses awal tersebut bisa menghemat 1000 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan cara alami. Sehingga kemampuan selanjutnya yang kami sebut tahap II proses dekomposisi menjadi jauh lebih cepat, konsekuensinya adalah lahan yang dibutuhkan dalam hal penimbunan sampah (landfill) menjadi jauh lebih sedikit. Dan yang paling penting adalah biaya dalam proses yang dibantu secara mekanisasi ini menjadi murah dan effisien.

Proses selanjutnya dengan mikroba tidak bisa dihilangkan, karena merupakan proses alami dan mikroba sendiri sudah ada dan disediakan oleh alam. Namun jika waktu percepatan proses menjadi hal yang penting maka disarankan diberikan beberapa starter organik. Baik yang berupa bioenzym, mikroba, fungi dan lain sebagainya dan banyak beberapa merk yang beredar, seperti bioenzym, EM4, biodeck, stardeck dll.
 

 Pengolahan Lanjutan ( Composting dan Recycling)

Maksud pembuatan pengolahan sampah modern adalah untuk membersihkan sampah kota secara ramah lingkungan dan sekaligus sebagai akselerasi kegiatan lainnya seperti produksi kompos dan proses daur ulang. Dalam pengolahan modern atau yang sering disebut ”rapid composting” bahan organik diurai dengan menggunakan mekanisasi dan bakteri aerob.
 

Fungsi mekanisasi adalah menghancurkan bahan-bahan organik asal menjadi partikel yang lebih kecil (0,5-2 cm). Setelah bahan tersebut menjadi serpihan memungkinkan sirkulasi oksigen masuk melalui rongga-rongga dan dengan supply oksigen yang cukup memungkinkan bakteri aerob bekerja dengan cepat. Sehingga bahan organik tersebut bisa menjadi ”tanah” kembali hanya dalam waktu 3 minggu.Sedangkan bahan-bahan lain seperti plastik yang mempunyai nilai ekonomis bisa dimanfaat kembali dengan cara didaur ulang .(sumber solusisampah.com)

JASA PENGOLAHAN SAMPAH

Untuk usaha bisa berjalan sukses, berarti usaha tersebut harus berkelanjutan. Untuk dapat berkelanjutan maka usaha tersebut harus mendapatkan pendapatan dan keuntungan. Kunci utama ada di sistim colleting dan pembayaran iuran sampah, jika hal ini dapat dijalankan, maka usaha terwsebut sudah pada jalur yang benar.

Untuk jasa pengolahan sampah, yang kami tawarkan berprinsip kepada
  1. Sampah harus diambil setiap hari dari sumbernya.
  2. Pewadahannya harus yang mudah untuik diambil
  3. Diambil dengan motor-motor roda tiga yang murah dalam pengoperasiannya.
  4. Ditempatkan pada jalur yang mudah dilalui oleh kendaraan.
Disiini dapat dilihat berbagai cara pengambilan sampah yang diaplikasikan di berbagai daerah.

Kombinasi dari berbagai cara tersebut yang kemudian dihitung secara cermat mendapatkan hasil yang  optimal dan murah.
 

 Waroeng 3R

Waroeng 3R adalah cara mengurangi laju “ sampah “ ke tempat sampah dengan memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang masih mempunyai nilai ekonomi, seperti plastik bersih, kelompok kertas dan kardus, dan barang-barang lainnya.

Caranya adalah dengan kerjasama dengan warung yang sudah berjalan, kemudian kami berikan tambahan modal antara 1-2 juta per warung sebagai deposit. Warung tersebut dalam transaksi bisa menerima barang-barang bekas yang ditukar denan produk warung tersebut. Setiap akhir pekan barang yang seudah terkumpul di warung diambil oleh petugas kami, yang menyalurkan ke industri pengumpul lebih besar lagi.
Usaha ini sangat cocok untuk pemberdayaan masyarakat menengah kebawah dan teknik untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
 

 Jasa Konsultasi

  • 1) Menyusun FS dan Perencanan Pengolahan sampah sesuai dengan UU no 18 tahun 2008 mengenai Sampah.
  • 2) Membuat design dan membangun pabrik pengolahan sampah menjadi Pupuk Organik, untuk memenuhi kebutuhan pupuk setempat.
  • 3) Melatih tenaga pada tingkat operator dan supervisor untuk proses pengolahan sampah.


Perusahaan
1) Memberikan advise dalam pengolahan sampah industri dengan hasil yang lebih eknomis dari sebelumnya yang mengacu pada UU pengelolaan lingkungan mengenai sampah.
2) Memberikan advise dalam melakukan CSR yang tepat guna untuk lokasi sekitar pabrik dalam pengelolaan sampah yang melibatkan penduduk.
3) Membantu arrangement dalam mengimplemetasikan CDM project dengan hasil Credit Carbon emision.


Perumahan & Lingkungan
Upaya penerapan sistim pengolahan sampah  mulai dari cara pengenalan kepada masyarakat, uji coba sistim crusher, membentuk jaringan, hingga sistem collection dan juga perhitungan tarif.(sumber solusi sampah.com)

KOMPOS

Sampah organik merupakan salah satu bahan baku yang baik dalam pembuatan kompos. Sampah yang telah dicacah kemudian diproses melalui penyaringan sehingga tersaring bagian yang halus. Pada sampah halus tersebut akan dilakukan pencampuran dan fermentasi sehingga menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dijual dengan harga yang murah ke masyarakat. Dengan memotong biaya seperti biaya transportasi serta biaya bahan baku maka kompos yang dihasilkan bisa dijual lebih murah dibandingkan dengan kompos di pasar. 
Pemasaran juga dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak ketiga seperti kelompok tani yang ada di wilayah produksi. Kerjasama-kerjasama ini akan membuka pasar dan menyerap hasil produksi kompos tersebut.

DAPAT MENYEDIAKAN BERBAGAI KUALITAS

1.  Raw material kompos                Rp. 200,-  - Rp, 500,- per kg
2. Fine kompos siap granule         Rp. 400,-  -Rp. 600,- per kg
3. Kompos Granule                         Rp. 900,- - Rp.1.000,- per kg
 

 Briket Biomassa

Briket Biomassa (Carbonized & Non Carbonized)
Biomassa merupakan sisa-sisa kegiatan dari makhluk hidup yang memiliki energi untuk dijadikan bahan bakar. Biomassa tersebut dibentuk menjadi silinder-silinder kecil agar dapat digunakan dalam skala rumah tangga maupun KUKM 

Dengan kalori serta pembakaran yang hampir setara dengan minyak tanah, briket biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan pengolahan makanan, masak, pengeringan, pembakaran, pemanasan dan sebagainya.
Briket biomassa ini dapat diproduksi oleh masyarakat dengan dengan murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara massal dalam waktu yang relatif singkat menggunakan teknologi serta peralatan yang sederhana.
 

 Pupuk Organik

Bahan baku hasil dari pengolahan belum dapat disebut pupuk organik. Untuk dapat diolah menjadi pupuk organik maka harus diberikan pengolahan lebih lanjut. Pengolahannnya adalah mencampur dengan bahan-bahan lainnya, misalkan cocopeat yang mempunyai C lebih tinggi, sehingga menghasilkan C/N ratio yang lebih baik.. Kemudian nutrisinya juga ditambah  untuk menghasilkan kandungan yang lebih baik bisa dengan fish meal, blood and bone dan lain-lainya.
Setelah menjadi pupuk kemudian dikemas dengan ukuran yang dikehendaki oleh pasar,umumnya ukuran 20 kg atau ukuran 40 kg. Pengguna pupuk organik ini cukup banyak jika dijual dengan harga yang wajar.
Harga jual per karung Rp, 10.000,-/ 20 kg, untuk Partai mendapatkan discount pembelian. Kami dapat melayani dari berbagai daerah di Indonesia.
 

PostHeaderIcon Pengolahan Daur Ulang

Dari hasil pengolahan sampah, juga dihasilkan  plastik dengan berbagai jenis. Ada 6 jenis plastik yang sangat laku di pasaran meliputi HD,PE, HDPE, PP dan beberapa jenis lainnya. Plastik-plastik tersebut jika dilakukan pengolahan yang meliputi sortir berdasarkan jenisnya lalu kemudian berdasarkan warnanya maka sudah ada penampungnya
Tetapi jika diolah hingga lebih lanjut ,maka harga jual dari produk daur ulang tersebut menjadi lebih tinggi. Untuk plastik yang sudah dirobek , dicuci dan dikeringkan bisa mempunyai harga dari Rp. 2.000,- per kg hingga Rp, 6.000,- per kg tegantung dari  jenisnya.
Hasil akhir dari daur ulang plastik, berupa biji plastik yang digunakan oleh industri dengan mutu yang lebih rendah. Ember hitam untuk bangunan contohnya, gagang sapu, pengki dan lain-lainnya. Industri daur ulang ini secara terpisah dan serius harus dikembangkan karena selain dapat memberikan lapangan pekerjaan, juga dapat mengatasi problem lingkungan.  Selain plastik lembaran, maka plastik lainnya seperti botol aqua, botol shampo maupun botol lainnya dapat diproses daur ulang dengan teknis yang berbeda.
Kendala yang dihadapai adalah network sudah ada sulit ditembus oleh pemain baru, dan pabrik pengolahan yang besar hanya berada di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Medan. Mengatasinya adalah dengan menggunakan pengepresan hingga 5:1 untuk menghemat biaya transportasi. Tetapi dalam mengelola bisnis tidak harus cepat putus asa, semua itu dapat diatasi melalui pehitungan dan inovasi yang baik.(sumber solusisampah.com)

KLH MERINTIS PROGRAM 3 R


 Pada 6 September 2006, terkait dengan tugas utama Kementrian Lingkungan Hidup dalam Tim Adholic penanganan sampah Bandung adalah perintis dan pengembangan program 3R (reduce, reuse, recyle). KLH  telah membuka jalan yang lebih terbuka dan nyata. Anggaran Program 3R bersumber pada APBN (ABT) tahun 2006. kemudian mendapatkan dukungan dari united nation centre for regional development ( UNCRD) Nagoya, jepang. Program ini merupakan cooperation between developed and developing conries in promotion of 3R. Program 3R ini berada dibawah kendali Asdep Urusan Limbah Domestik dan Usaha Skala Kecil pada Diputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLH.
Untuk melancarkan program ini telah dilakukan penyusunan strategi nasional penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle) di Indonesia di Jakarta, 6 September 2006. KLH


Menyelenggarakan penyusunan strategi penerapan 3R dengan melibatkan kalangan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia usaha, LSM, dan lain-lain. Beberapa kegiatan program 3R adalah seminar/workshop, sosialisasi, dan perintis pilot project. Salah satu metropolitan yang dipilih menjadi pilot project adalah Kota Bandung. Hal ini dimaksudkan dapat membantu mengurangi sampah da kkota ini.
Menurut penulis – Tri Bangun L. Sony, Kepala Bidang Persampahan KLH – jargon pengololan sampah kedepan hendaknya di kedepankan pada aspek pengelolaan sampah. Hal ini yang harus di sampaikan kepada seluruh Walikota/Bupati di Indonesia. Karena mereka yang menjadi ujung tombak program pengolahan sampah tersebut, atau kunci pelaksanaan program 3R.
Pada 7 November 2006. koalisi LSM untuk persampahan nasional dan Pusat Industri Daur Ulang (PIDUS)- Zero Waste indonesi melakukan monitoring terhadap pilot project  3R yang dilaksanakan KLH di kota Bandung. Tujuannya untuk melihat keseriusan dan hasil-hasil yang di capai dari implementasi program 3R tersebut. Serta yang paling penting adalah beberapa besar dan intens keterlibatan masyarakat dan sector impormal dalam implementasi program 3R.
Pada 6 Desember 2006. Mentri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar meresmikan pelaksanaan program 3R di Metropolitan Bandung pada 6 desember 2006. mentri didampingi Deputi II Bidang Pengendalian Pencemaran Gempur Adnan, Asdep Urusan Limbah Domestic Mohammad Helmi, Kepala Bidang Persampahan KLH Tri Bangun L. sony, Walikota Bandung Dada Rosada, dan sejumlah petinggi kota bandung. Para petinggi ini langsung menyaksikan demonstrasi mesin pengolah sampah. Program ini lebih nyata, bermanfaat bagi semua pihak, mengurangi tumpukan sampah kota, dan tidak sekedar “proyek menghabiskan anggaran” semata.(sumber solusi sampah.com)

SEGENGGAM BERLIAN DALAM TIMBUNAN SAMPAH



HIDAYAT, Direktur PT Mitratani Mandiri Perdana (Mittran). Bisnisnya mengelola sampah menjadi energi terbarukan, dan menjualnya ke sejumlah perusahaan. Sejumlah perumahan kini memakai jasa manajemen sampah darinya.

Berapa volume sampah yang dihasilkan warga Ibu Kota per hari? Menurut catatan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, tiap orang di kota ini menghasilkan sampah rata-rata 2,9 liter per hari. Dengan penduduk sekitar 12 juta jiwa, termasuk para komuter, tiap hari mereka menimbun 26.945 meter kubik atau sekitar 6.000 ton sampah. Kalau seluruh sampah tadi ditumpuk di Taman Monumen Nasional (Monas) yang luasnya 110 hektar, niscaya dalam 40 hari taman itu bakal beralih rupa menjadi timbunan sampah setinggi satu meter!.

Alih-alih diolah menganut prinsip reuse, reduce, recycle, sampah tadi hanya dibuang begitu saja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Jika tak memperhitungkan daya tampung, bukan tidak mungkin kasus longsornya timbunan sampah yang menewaskan warga sekitar akan terulang kembali. Kabar terbaru, kini ada enam perusahaan asal Australia, Cina, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan Singapura yang berebut proyek pengelolaan sampah di Bantar Gebang. Mereka mengaku mampu mengolah dan menghasilkan kredit karbon sesuai konsep clean development mechanism (CDM).

Sejatinya, di pinggiran Jakarta, ada Hidayat yang mampu mengelola sampah sesuai konsep CDM tadi. Di bawah naungan Yayasan Rumah Perubahan, PT Mitratani Mandiri Perdana (Mittran) miliknya telah melakukan hal-hal yang dijanjikan para pengusaha asing tadi sejak dua tahun silam. Ia bahkan mampu memasok biomassa untuk beberapa perusahaan.

Sampah Ditukar Susu

Semula, Hidayat adalah pemasok bunga krisan ke supermarket Hero. Selain itu, sejak 1993, ia juga memproduksi mesin pengolah sampah, seperti mesin pencacah plastik atau pengepres sampah. Namun, sebagian besar mesin yang dijualnya ternyata hanya menjadi pajangan semata. Pembeli, yang kebanyakan datang dari sejumlah pemerintah daerah, tidak mengoptimalkan pengoperasiannya. “Daripada mesin mangkrak di gudang, mengapa perusahaan tak sekalian menawarkan jasa pengelolaan sampah?” pikir Hidayat, kala itu.

Sebagai langkah awal, Hidayat menawarkan konsep waste management di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, di kawasan Jatimurni, Bekasi. “Resistensi warga besar sekali,” keluh dia. Pria kelahiran Magelang, 26 Agustus 1963 ini lalu meminta izin ketua RT/RW setempat untuk memasang tong sampah di jalan-jalan utama kampung yang banyak dihuni masyarakat kelas sosial bawah. Satu bulan pertama, tiap pagi, karyawan Mittran mengambil sampah. Sebagai perkenalan, ia tak memungut biaya sepeser pun. Sebulan berlalu, di depan rapat warga, ia menawarkan opsi: masyarakat akan terus memakai jasanya untuk membersihkan lingkungan atau tidak. Hasilnya, seluruh warga mufakat terus memakai jasa Mittran. Sebagai pengusaha, ia lalu menuturkan bahwa layanan ini tidak gratis.

Untuk tiap tong sampah, ia memungut biaya retribusi Rp30.000 per bulan. Satu tong bisa dipakai bersama atau secara individual. Jika enam keluarga memakai satu tong, berarti tiap keluarga hanya membayar Rp5.000 per bulan. Nantinya, dengan mobil pikap, pekerja Mittran hanya akan mengambil sampah yang dimasukkan dalam tong. Kalau ada yang tercecer, mereka akan tinggalkan di tempat semula. “Saya ingin masyarakat menghitung berapa banyak sampah yang mereka hasilkan tiap harinya,” papar Hidayat. Jadi, apabila warga hendak menebang pohon atau mengadakan hajatan, yang sekiranya akan menghasilkan sampah lebih banyak dari biasanya, mereka harus berkoordinasi dengan pihak Mittran.

Nah, agar sampah tak meluber ke luar tong, pihak perusahaan menawarkan barter untuk barang yang dapat didaur ulang, seperti buku telepon, koran bekas, atau botol kecap. Tiap kilogram, perusahaan memberi nilai Rp500 yang bisa ditukarkan dengan telur, mi instan, atau susu. Menurut suami Kusmayawati ini, program tersebut bisa merangsang masyarakat untuk memilah sampah yang akan dibuang.

Pilihan memakai tong, bukan bak sampah dari semen, dan menempatkannya di jalan-jalan utama, tidak termasuk di gang sempit, ini demi efisiensi. Hidayat memperhitungkan untuk mengumpulkan satu tong sampah butuh waktu 1,2 menit. Bandingkan dengan bak sampah yang membutuhkan 6 menit karena petugas harus mengais lebih dalam. Ini berarti, dalam satu jam, petugas Mittran mampu mengumpulkan 40–50 tong. Jika jam kerja petugas hanya enam jam, mereka bisa mengambil sampah dari 300 tong dalam satu wilayah yang dihuni 1.500 keluarga. “Kami menerapkan sistem seperti PLN. Jika warga lalai membayar retribusi, pihak perusahaan akan mencabut tong tersebut dan membiarkan sampah terserak di depan rumah mereka,” ucap anak tunggal yang dibesarkan di lingkungan keluarga TNI ini. Tong tersebut, lanjut dia, merupakan milik perusahaan.

Selain menangani sampah di wilayah Jatimurni, Mittran juga melayani waste management di perumahan di kawasan Cinere, Cibubur, dan Citeureup, selain Pasar Ciroyom, Bandung. “Kalau sekadar membeli mesin pengolah sampah, konsumennya datang dari seluruh penjuru Indonesia,” tutur lulusan Fakultas Ekonomi UI ini, bangga. Kini Mittran kewalahan melayani permintaan dari pengembang perumahan yang terpincut dengan gaya perusahaan mengelola sampah. Meski demikian, perusahaan tak mengambil semua peluang. Pasalnya, volume sampah yang masuk tempat pengolahan harus seimbang dengan kapasitas mesin pengolah, agar tak terjadi penimbunan. Tiap hari, Mittran baru mampu mengelola 7,5 ton sampah.

Hukum Kekekalan Energi

Setelah sampah terkumpul, mobil pikap segera meluncur ke tempat pengolahan. Di tempat itu, sampah dimasukkan ke mesin sortasi. Sampah organik akan dijadikan kompos, sedangkan yang anorganik akan mengalami proses lebih panjang, yakni melewati mesin pencacah dan pencuci. Hasilnya pun ada dua opsi. Sampah plastik yang kondisinya masih bagus akan dijual untuk didaur ulang oleh pihak lain, sementara sampah yang tidak bisa diapa-apakan lagi akan dipadatkan untuk dijadikan biomassa. Pelanggan biomassa buatan Mittran adalah pabrik semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Mereka meminta 10.000 ton biomassa per bulan, sayangnya Mittran baru bisa memenuhi 300 ton. Ini belum termasuk permintaan dari pabrik semen lainnya, yakni PT Holcim Indonesia Tbk., dan beberapa pabrik gula. “Mereka pakai biomassa karena harga BBM makin mahal dan ingin mendapatkan kredit karbon,” ungkap Hidayat. Saat ini, lanjut Hidayat, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Jepang untuk teknologi pengubah plastik menjadi solar, dan pengekstraksi gas metan yang terkandung dalam sampah.

Mittran saat ini mempekerjakan 25 karyawan bagian manajemen, dan puluhan tenaga lepas di tempat pengolahan. Untuk mengepak kompos, misalnya, perusahaan menerima pengangguran yang dibayar Rp100 per kantong yang dihasilkan. Pagi hari mereka menaruh KTP, sore hari bisa mengambilnya kembali plus uang hasil jerih payahnya. Di bawah naungan Yayasan Rumah Perubahan, Mittran menggelar program penciptaan 1.000 entrepreneur sampah. Mereka mendidik calon pengusaha yang tertarik mengembangkan bisnis ini di wilayah lain. “Ini peluang bisnis yang luar biasa. Kalau dikelola dengan benar, sampah bisa menjadi amat berharga,” tandas Roy Kuntjoro, mitra Hidayat di Rumah Perubahan.

Pada dasarnya, bisnis Mittran berpijak pada hukum kekekalan energi, dan Hidayat dengan cerdas membungkusnya dengan teori bisnis. “Sekarang, kalau melihat daun jatuh dari pohon, saya langsung berpikir, ah, itu energi. Kalau kita olah, bisa dapat duit,” kata Hidayat, terbahak. Penggemar biliar ini menyayangkan potensi energi dan bisnis yang tersimpan dalam gunungan sampah di TPA Bantar Gebang, Leuwigajah, atau Keputih, tetapi tak dimanfaatkan secara optimal. “Daripada susah-susah menggali batu bara dalam perut bumi, mengapa tidak mendapatkannya dari sampah yang ada di sekitar kita?” tanyanya.

Dari bisnis sampahnya itu, menurut taksiran Warta Ekonomi, Mittran mendapatkan setidaknya Rp225 juta per bulan. Ini belum termasuk pendapatan dari penjualan mesin, retribusi sampah, biaya pendidikan calon entrepreneur sampah, dan fee dari perusahaan pemakai jasanya. “Pokoknya cukup untuk menikmati hidup,” kata ayah dari Tio dan Yoga ini, kalem. Kendati demikian, ia mengembalikan keuntungan ke masyarakat dalam bentuk edukasi. Oleh karena prospek bisnis yang nilainya luar biasa, kurang dari sepuluh tahun mendatang ia berencana mendaftarkan perusahaannya ke lantai bursa. Sekali mendayung, perusahaan bisa mengupayakan kebersihan lingkungan, mendapatkan energi alternatif, dan tentu saja menggemukkan pundi-pundinya.

PT Mitratani Mandiri Perdana ("Mittran")
Jl. Raya Hankam Gg. Rambutan No. 51 Jatimurni, Pondok Gede Bekasi
Telepon: 021-8459-2981, 8429-7219 Faks: 021-8459-2981

Rhenald Kasali
Founder Rumah Perubahan
Hidayat dulu tetangga saya dan adik kelas semasa kuliah di Fakultas Ekonomi UI. Ia tipe entrepreneur sejati yang giat bekerja, inovatif, mau terus belajar, dan pandai mencium peluang. Dia juga memiliki karakteristik sebagai tokoh perubahan. Di tangan dia, sampah bisa menjadi bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek bagus. (sumber solusi sampah.com)

Kunjungan Rombongan Kementrian Lingkungan Hidup bersama Delegasi UNEP dan NCCE Rep.Korea Utara

Pada hari Kamis,
18 Feb 2010 bertempat di kantor Mittran Group - Jatiwarna menerima kunjungan rombongan Kementrian Lingkungan Hidup yang dipimpin oleh Bp. Ujang Solihin  yang membawa delegasi dari United Nations Environment Programme/ UNEP ( Mr. Purna Chandra Lall Rajbhandari ) serta National Coordinating Commitee for Environment /NCEE Rep. Korea Utara ( Mr. Kim Chang Min dan Mr. Song Se IL ) untuk berdiskusi dengan Team Manajemen Mittran  yang dipimpin oleh Bp. Hidayat mengenai proses pengolahan sampah komuniti sera perkotaan yang selama ini ditangani oleh Mittran Group. Selanjutnya rombongan juga meninjau instalasi pengolahan sampah yang terdapat di Jatiwarna ini serta prosesnya dan juga melihat lokasi perumahan-perumahan yang jasa kebersihannya ditangani oleh Mittran Group.(sumber solusi sampah.com)

TUKANG SAMPAH BEROMSET MILYARAN RUPIAH

Sempat berbisnis sebagai pemasok produk pertanian, Hidayat lalu banting setir menjalankan usaha mengelola sampah. Dari hasil jualan mesin dan sistemnya, ia mampu meraih omzet ratusan juta rupiah saban bulan.

Sampah itu menjijikan. Tapi bagi Hidayat, sampah bisa mendatangkan rezeki yang berlimpah ruah. Lewat bendera PT. Mitratani Mandiri Perdana alias Mittran, Hidayat berhasil menjadi pengusaha pengolah sampah dan menghasilkan beberapa produk yang siap jual. Seperti, pupuk organic dan biomassa.

Sebelum terjun ke bisnis produk buangan masyarakat ini, Hidayat sudah lebih dulu berkibar sebagai pengusaha pelbagai produk pertanian. Mittran boleh dibilang sudah malang-melintang menjajakan beragam produk pertanian. Sebutlah beragam jenis pupuk dan pestisida, puluhan model alat-alat pertanian, aneka benih, kursus usaha agribisnis, berbagai jenis mesin pertanian, hingga konsultasi bisnis. Malah, Mittran juga pernah menawarkan jasanya sebagai pialang jual-beli berbagai komoditas.

Pengalaman yang segudang di lahan pertanian ini seolah melenceng dari latar belakang Hidayat. Besar dalam pendidikan tentara dan ibu seorang guru, ia dituntut harus menuruti kehendak orang tua yang ingin anak tunggal mereka bisa berkarier dengan benar. Hingga, Hidayat yang sedari kecil sangat menyukai dunia pertanian harus mengalah untuk kuliah di bidang studi pilihan orang tua yang diyakini punya masa depan cerah, yakni ekonomi.
Sampah sumber rezeki

Nah, dari dua kutub ilmu pengetahuan, pertanian dan ekonomi, Hidayat menemukan satu kombinasi yang unik dalam memulai jalan hidupnya. “intinya, saya bukan tipe orang yang bisa disuruh-suruh,” ucapnya mengomentari keinginan menjadi wirausaha.
Sambil kuliah, Hidayat masih getol bergelut dengan dunia pertanian. Segala perkembangan di seputar usaha cocok tanam ini selalu ia ikuti. Sehingga, ia pun punya kesimpulan: ada satu faktor lagi di dunia pertanian yang bisa membuat lebih berkembang selain budidaya. Yakni, nilai bisnis yang belum tergali. “inilah yang membuat saya berkecimpung di dunia ini,” katanya.

Selepas tamat kuliah, tahun 1992, Hidayat bersama seorang koleganya, Boyke Abidin, mendirikan Mittran dengan modal Rp 20 juta. Usahanya adalah menyediakan pelbagai macam keperluan dunia pertanian. Mulai dari peralatan pertanian, benih, pupuk, hingga mesin pertanian. Kala itu, Mittran sanggup meraih omzet miliaran rupiah saban tahun.

Hidayat sempat pula mencurahkan perhatiannya pada bunga krisan. Bunga yang bagus tumbuhnya di daerah tinggi itu pernah menjadi tanaman hias yang banyak dicari orang. Bertahun-tahun Hidayat berkecimpung di bisnis bunga mungil warna-warni ini. Hingga, ia bisa memiliki sekitar 30 hingga 40 gerai bunga yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan seputar Jakarta.
Sayang, kerusuhan 1998 di Jakarta membuat semua outlet bunga tersebut porak poranda. Padahal, ia telah merintis usaha itu selama hamper 10 tahun. Tidak ada yang ditimbulkan akibat kerusuhan itu. Bahkan, keadaan semakin diperparah dengan lesunya daya beli masyarakat.

Tapi, yang namanya usaha pasti ada pasang surutnya. Hidayat pun maklum akan kondisi ini. Setelah meninggalkan kegemilangan bisnis bunga krisan, ia mulai beralih menjadi pemasok mesin pertanian. “Bisnis bunga sudah berlalu, lantas bisnis distribusi komoditas pertanian pun marginnya tipis,” imbuh dia. Lalu, tahun 2002, Hidayat mencoba membuat sendiri mesin pertanian ini.

Seiring berjalannya waktu, ia merasa harus mengambil satu spesialisasi dalam membuat mesin pertanian agar lebih fokus. Akhirnya, pilihan jatuh pada mesin pengolah sampah. “Ini bahan baku yang murah untuk bikin mesin pembuat pupuk, “ begitu alasan Hidayat.

Selain itu, Hidayat melihat bahwa sampah kini sudah menjadi masalah pelik, tidak cuma di tingkat pemerintah lokal, tapi juga nasional. Artinya, sampah sebagai bahan baku berlimpah ruah.

Lewat pengetahuan otodidak dan baca sana-sini, ia berhasil menciptakan mesin pengolah sampah yang diberi nama: Sistem Mengolah Sampah Terpadu alias Simaster. Selain dapat mengolah sampah, mesin ini bisa menghasilkan bahan baku pembuat pupuk organik. Inilah salah satu keunggulan dari Simaster.

Awalnya, Hidayat mencoba membeli bahan baku sampah dari masyarakat sekitar. Tapi, ia jadi berpikir kalau langkah ini terus dilakoni akan menambah beban biaya. Sampai kemudian tercetus ide untuk jadi pebisnis sampah mulai dari hulu hingga hilir.

Mittran menjadi pengepul sampah dari masyarakat. Langkah ini ditempuh supaya ia tidak lagi membeli sampah dari masyarakat. Di samping itu, ia menawarkan paket program pembelian mesin pengolah sampah. Selain membeli mesin, si pembeli juga akan diberi pelatihan mengolah sampah dengan benar dan bisa menghasilkan pendapatan dari sampah lewat bahan baku pupuk organik.

Beragamnya paket pelayanan berujung pada omzet yang diraih Mittran. Dari layanan petugas kebersihan, Hidayat berhasil meraih penghasilan Rp 90 juta per bulan. Lantas, dari penjualan mesin pengolah sampah ia bisa meraup omzet Rp 300 juta per bulan. Kemudian, dari hasil menjajakan pupuk organik dan biomassa, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 50 juta – Rp. 60 juta per bulan.

Sepertinya, jadi tukang sampah beromzet miliaran merupakan pilihan hidup Hidayat. “Sudah nasib,” kata Hidayat yang punya cita-cita jadi ahli pertanian ini.
>>Dikutip dari KONTAN Mingguan, Halaman Profil Minggu II, Januari 2009
 

ORGANIK DAN ANORGANIK

PENGERTIAN SAMPAH
Sebagai makhluk hidup, kita pasti menghasilkan sisa yang kita kenal sebagai sampah. Sebetulnya sampah itu apa sich ? Menurut Kamus Istilah Lingkungan , “Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.  Sedangkan kata Bapak Dr. Tandjung, M.Sc. ,  “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”.
Untuk lebih mengenal sampah, marilah kita belajar tentang jenis-jenis sampah.
Jenis Sampah Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:

1.Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2.Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

HARI HARI BESAR LINGKUNGAN

10 January*
Hari Pencanangan Gerakan satu Juta Pohon
Hari Lingkungan Hidup Indonesia


15 Januari
Hari Dharma Samudera

25 Januari
Hari Gizi

*2 February*
Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)

*6 March*
Hari Konvensi CITES (perdagangan satwa liar)

*20 March*
Hari Kehutanan Dunia

*22 March*
Hari Air Internasional

6 April
Hari Nelayan

*22 April*
Hari Bumi / Earth Day / KTT Bumi

26 April
Hari Peringatan Chernobyl

22 Mei
Hari Keanekaragaman Hayati

31 Mei
Hari Tanpa Tembakau se Dunia

*5 Juni

*Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Environment Day)

*14 Juni*

*Hari Samudera Dunia
*

*17 Juni
Hari Memerangi Penggurunan Lahan dan Kekeringan Dunia
*

*23 June*
Hari Konvensi Bonn
Hari Konservasi Satwa Migran

6 Agustus
Hari Peringatan Petaka Hirosima

*10 September*

*Hari Sandang
Hari Ozon Dunia
*

*13 September
*

*Hari Bahari
*

*24 September
HAri Tani
*

*1 Oktober
Hari Habitat Dunia
*

*4 Oktober
Hari Satwa Dunia
*

*16 Oktober
Hari PAngan Dunia
*

*5 November*
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

*16 November*
Hari Konvensi Warisan Dunia

*21 November*
Hari Pohon

*2 December*
Hari Konvensi Ikan Paus

10 Desember
Hari Hak Asasi Manusia

*29 December*
Hari Keanekaragaman Hayati Dunia
                       GERAPAK PEREMPUAN PEDULI LINGKUNGAN (GPPL)